NZMATES mendukung penelitian arus pasang surut di Selat Saparua dan Selat Rosenberg, Kota Tual, Maluku Tenggara pada 2023 lalu yang dilakukan bersama oleh Fakultas Teknis, Universitas Pattimura (UNPATTI) dengan Fakultas Teknik, Universitas Victoria di Wellington. Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, penelitian lanjutan dilakukan kembali dengan pengumpulan dan analisis data. Hal ini dilakukan dengan penilaian sumber daya energi dan estimasi Levelized Cost of Electricity (LCOE). Penelitian arus pasang surut kedepan dapat menjadi solusi bagi masalah kelistrikan di Maluku.
Dalam penelitian kali ini, NZMATES bersama Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Maluku ingin melihat sejauh mana dampak sosial dan lingkungan, jika nantinya pembangkit arus laut dapat diimplementasikan di Provinsi Maluku. Selain itu, untuk memperoleh gambaran awal keekonomiannya.
Saat ini, Provinsi Maluku memiliki rasio elektrifikasi terendah kedua di Indonesia, hanya 93%, dan 99% dari listriknya berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Wilayah Maluku, yang didominasi oleh lautan yang luas, memiliki potensi energi terbarukan yang besar yang belum dimanfaatkan, terutama yang bersumber dari energi arus laut.
Berdasarkan potensi sumber daya energi terbarukan di Maluku tersebut, BAPPEDA Maluku bersama NZMATES kedepan telah berkomitmen untuk melaksanakan beberapa studi sebagai tindak lanjut dari penelitian arus pasang surut. Studi-studi tersebut meliputi Studi Sosial dan Lingkungan, Studi Kelayakan Finansial, dan Studi Interkoneksi. Semua studi tersebut akan dibiayai dan dipimpin oleh BAPPEDA Maluku melalui bidang penelitian dan pengembangannya. Studi analisis sosial, lingkungan, dan finansial sedang berlangsung dengan menggunakan anggaran BAPPEDA 2024, sedangkan studi interkoneksi akan dilaksanakan dengan anggaran 2025.