Proses penetrasi energi terbarukan di Provinsi Maluku kini semakin terlihat perkembangannya. Hal itu terlihat dari mulainya perubahan pola konsumsi energi pada sektor-sektor pemerintahan dan juga proses pembelajaran pada tingkat akademik. New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES) terus mendorong dan memberikan dukungan terhadap penggunaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan di Provinsi Maluku. Salah satunya dengan melakukan penelitian “Studi Karakteristik dan Potensi Energi Arus Laut” yang dilakukan di Pulau Saparua dan Kota Tual Januari 2023 lalu. Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data primer tentang potensi sumber daya arus pasang surut, termasuk data pola pasang surut dan arah, data kisaran pasang surut, dan area potongan melintang arus berdasarkan kontur dasar lokasi-lokasi tersebut.
Hasil temuan ini kemudian diolah untuk mencari permodelan yang sesuai. Dalam penelitian ini, NZMATES bekerjasama dengan Victoria University of Wellington New Zealand dan Fakultas Teknik Universitas Pattimura, Ambon, Provinsi Maluku. Penelitian ini penting dalam konteks Maluku, untuk menilai bagaimana potensi arus pasang surut dapat dimanfaatkan guna mengoptimalkan energi baru dan terbarukan.
Data kecepatan dan arah arus pasang surut dikumpulkan menggunakan alat pengukur arus, yang ditempatkan pada kedalaman yang berbeda-beda pada fase-fase yang berbeda dari periode pasang surut, selama 2-3 hari di setiap lokasi. Selain itu, data sekunder juga dikumpulkan, termasuk data angin, data batimetri untuk wilayah sekitarnya, data pasang surut, dan citra satelit Google Earth dari pulau-pulau di sekitar lokasi penelitian menggunakan purposive sampling.
Professor of Sustainable Energy Systems at Victoria University of Wellington, Prof. Alan Brent menyampaikan proses transisi energi ini kita tidak cukup hanya berfokus pada satu jenis teknologi saja. Namun, kedepan membutuhkan semua teknologi ini sesuai dengan kebutuhan dari wilayah masing-masing. Termasuk juga untuk antisipasi perubahan iklim.
“Teknologi arus laut ini menjadi penting untuk masyarakat-masyarakat di daerah kepulauan, khususnya juga dalam proses Pembangunan sosial”, kata Alan.
Alan melanjutkan bahwa riset ini kemudian menjadi penting untuk melihat teknologi apa saja yang nantinya dapat bermanfaat nantinya, khususnya untuk wilayah Provinsi Maluku. Ini merupakan langkah pertama dalam proses membangun pengetahuan bersama kaitannya dengan energi terbarukan.
Seminar yang diselenggarakan secara hybrid ini dihadiri oleh, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Maluku, Dinas ESDM Provinsi Maluku, PT PLN Maluku dan Maluku Utara (MMU), Universitas Pattimura (Unpatti), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ambon, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Maluku, Kementerian Bappenas, dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Program Manager NZMATES, Safitri Y. Baharuddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa, proses pengambilan data dilakukan di Selat Saparua dan Selat Rosenberg. Harapannya, hasil studi ini dapat memberikan ide dan gambaran untuk kita bahwa terdapat potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk masyarakat di Provinsi Maluku.
“Kami (NZMATES) hadir untuk terus mendorong penggunaan energi terbarukan di Provinsi Maluku.”, kata Safitri.
Mahasiswa Victoria University of Wellington, Jacob Marshal yang tergabung dalam tim penelitian, menyampaikan hasil data penelitian. Dari cross-sectional wilayah Selat Saparua dengan kecepatan menuju surut kita bisa memberikan listrik kepada 37 ribu penduduk.
Sedangkan di Tual, aliran listrik ini mampu digunakan untuk kebutuhan lemari pendingin di sekitar wilayah penelitian karena hasil data batimetri (indikasi awal), potensi listrik yang dapat dihasilkan lebih kecil, hanya 56W/m.
“Kesiapan teknologi yang dapat diterapkan di Maluku, ada di archimedes screw, axial flow, dan cross flow. Namun, cross flow ini masih terlalu tinggi biayanya, sehingga belum lazim digunakan.”, kata Jacob.
Jacob melanjutkan, meskipun demikian teknologi-teknologi baru ini juga masih memiliki limitasi ketika ditempatkan ke dalam perairan laut. Untuk teknologi Archimedes Screw, ini masih cukup tahan bila ditempatkan di bawah laut. Ia juga ramah lingkungan karena tidak membuat keruh perairan laut yang ditempatkan alat tersebut. Sedangkan Cross Flow turbine, dapat menyebabkan biota laut melekat, di mana hal ini mudah menyebabkan korosi pada alat.
“Sehingga, perlu adanya riset lanjutan karena pada riset kali ini masih bersifat data awal. Ada kemungkin untuk penempatan ADCP selama satu bulan dalam satu musim agar mendapatkan hasil yang maksimal.”, kata Jacob.
Menanggapi apa yang disampaikan oleh Jacob, Professor of Sustainable Energy System Victoria University of Wellington Dr. Alan Brent menyampaikan bahwa Riset selanjutnya penting untuk lengkapi data yang sudah ada. Memperbesar skala penelitian agar lebih memahami pergerakan arus yang terjadi. Selain itu, perlu juga untuk memperbaharui 3D modeling untuk satu tahun.
“Potensial teknologi yang jadi focus, yang tadi dikatakan Jacob harus diliat lagi apakah secara teknologi sesuai. Tantangan saparua dan tual apa, serta identifikasi kebutuhan. Misalnya saja Tual untuk industry dan Saparua untuk listrik masyarakat. Sehingga pasokan listrik lebih konstan dan reliable.”, kata Alan.
Alan menambahkan, hybrid system RE harus sejalan dengan tekno analisis untuk perekonomian. Sehingga perlu ada demonstrasi dulu untuk melihat, dan mencoba terlebih dahulu sistem yang sudah ada seperti di New Zealand, kemudian hal ini bisa di adaptasi oleh Provinsi Maluku.
Ketua Bappeda Provinsi Maluku Anton A. Lailossa menyampaikan melalui sambutannya yang diwakili oleh Junus Matakena, bahwa salah satu penggerak perekonomian di Provinsi Maluku adalah penggunaan energi yang cukup dan disadari secara penuh. Sebab, dirinya masih menemukan hambatan dalam mengatasi kesenjangan sosial maupun kapasitas produksi di daerah.
Terhadap riset ini, ia sepenuhnya mendukung. Sebab, Provinsi Maluku, memiliki potensi yang sangat besar terhadap akses energi terbarukan yang memadai dan handal dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, rumah tangga, pelayanan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi. Dengan penggunaan dan pemanfaatan energi terbarukan ini juga dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
“Saya berharap riset ini dapat memberikan gambaran potensi energi terbarukan di Provinsi Maluku, khususnya energi yang bersumber dari arus laut.”, kata Junus.