New Zealand dan Indonesia: Bekerja Sama untuk Masa Depan Maluku yang Didukung Energi Terbarukan

Sejak 1 Mei 2024, 56 rumah tangga yang dilayani oleh PLN di Pulau Tiga telah menikmati akses listrik 24 jam dari sumber energi terbarukan, berkat proyek revitalisasi yang dilaksanakan dalam kerjasama antara Selandia Baru dan Indonesia.

Ketika pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lama di Pulau Tiga berhenti beroperasi pada tahun 2017, masyarakat harus bergantung pada listrik dari generator diesel, yang hanya beroperasi selama 12 jam pada malam hari. Sejak direnovasi, sistem pembangkit listrik tenaga surya Pulau Tiga menjadi satu-satunya sistem hibrida yang beroperasi di Provinsi Maluku, menggunakan teknologi canggih solar PV-Battery-Diesel Genset dilengkapi dengan pemantauan jarak jauh. Hal ini memungkinkan operator dan staf Unit PLN di Maluku Utara Maluku (UIW-MMU) untuk memantau sistem secara real-time. Target untuk sistem solar PV menghasilkan 103.497 kWh/tahun.

Listrik yang kini tersedia selama 24 jam diharapkan dapat mendukung layanan dasar bagi masyarakat Pulau Tiga. Di antaranya adalah kemampuan untuk menggunakan listrik untuk kebutuhan rumah tangga, mendukung kegiatan bisnis, dan peningkatan ekonomi masyarakat. Adanya listrik tanpa gangguan juga mendukung fasilitas publik seperti sekolah, pusat kesehatan satelit, dan penyediaan air bersih, yang selama ini merupakan tantangan di daerah tersebut.

Selama kunjungan bersama dan peresmian Proyek Renovasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pulau Tiga, Kirk Yates, Penasihat Pembangunan Kedutaan Besar Selandia Baru di Indonesia, menyatakan bahwa: "Ini adalah hasil yang sangat positif dari kerja sama antara Selandia Baru dan Indonesia, menggunakan teknologi energi terbarukan terbaik yang tersedia untuk menyediakan pasokan listrik yang aman dan bersih kepada masyarakat Pulau Tiga. Itu berarti peningkatan kualitas hidup dan ketahanan ekonomi bagi masyarakat. Selamat kepada semua yang terlibat dalam langkah progresif ini menuju pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan secara lingkungan di Provinsi Maluku."

Pada kesempatan yang sama, Raden Siliwanti Director of Bilateral Foreign Funding from Bappenas menyampaikan, sebagai agenda nasional percepatan transisi energi menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Transisi energi juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperluas akses terhadap teknologi yang terjangkau dan bersih guna menjaga daya saing nasional dan mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih hijau. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pihak Kedutaan Selandia Baru atas dukungannya di sektor energi terbarukan terutama atas dukungannya dalam perluasan akses energi terbarukan di Maluku melalui kegiatan NZMATES. 

“Kami berharap Selandia Baru akan terus melanjutkan dukungannya dalam upaya Pemerintah Indonesia mencapai visi RPJPN dan RPJMN dengan menyelaraskan target dan prioritas pada program-program kerja sama pembangunan. Masukan dari Bapak Ibu sekalian akan menjadi referensi kami dalam menyusun country strategy partnership bersama Selandia Baru” said Raden Siliwanti. 

Adhi Praptono, yang mewakili Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menambahkan bahwa, “Provinsi Maluku adalah seperti laboratorium mini Indonesia, karena memiliki karakteristik serupa, seperti dikelilingi oleh area lautan yang luas dan terdiri dari ribuan pulau kecil. Kondisi ini menghadirkan tantangan dalam menyediakan akses listrik bagi masyarakat. Di sisi lain, Maluku juga memiliki potensi sumber daya energi terbarukan lokal yang sangat besar - seperti energi surya - yang dapat digunakan sebagai sumber untuk menyediakan listrik bagi masyarakat setempat. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Pulau Tiga dapat menjadi contoh bagaimana memanfaatkan sumber daya energi terbarukan lokal untuk meningkatkan akses listrik di pulau kecil.

Saya sangat berterima kasih atas kerjasama Indonesia-Selandia Baru di bawah program NZMATES, dan berterima kasih kepada Pemerintah Selandia Baru yang telah mendukung PLN untuk merevitalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Tiga. Kami berharap operasi pembangkit listrik ini dapat berkelanjutan dalam menyediakan akses listrik 24 jam, dan mendukung usaha-usaha masyarakat di sini, guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini dapat digunakan sebagai laboratorium dan pusat pembelajaran, terutama bagi PLN untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di lokasi lain di Maluku dan pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia. Ini akan berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian rasio elektrifikasi 100% serta transisi energi berkelanjutan di Indonesia.

General Manager PLN Unit Induk Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU), Awat Tuhulaula, juga menyatakan bahwa pembangunan PLTS ini sejalan dengan dukungan PLN terhadap kebijakan Pemerintah dalam menjawab transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Sehingga pembangunan EBT ini dapat berjalan dengan efektif agar mampu mengurangi dampak perubahan iklim.

“Kolaborasi dengan NZMATES ini juga merupakan salah satu langkah strategis kami dalam melakukan akselerasi transisi energi dan tentunya selaras dengan transformasi PLN khususnya pada pilar green" kata Awat.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia, yang menyatakan bahwa dengan selesainya pembangunan kembali mikrogrid tenaga surya melalui program NZMATES, Mercy Corps Indonesia bertujuan untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan, khususnya dalam pemanfaatan energi terbarukan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memperkuat ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. "Untuk masyarakat Pulau Tiga, saya mengucapkan selamat atas kini menikmati listrik 24 jam. Semoga, listrik ini akan memiliki dampak signifikan pada kehidupan masyarakat Pulau Tiga," kata Ade Soekadis.

Program Manager NZMATES, Safitri Yanti Baharuddin, menyatakan harapannya bahwa operasi mikrogrid tenaga surya Pulau Tiga akan menjadi pusat pembelajaran untuk pembangunan kapasitas bagi staf PLN, mahasiswa, dan masyarakat Maluku, mengingat lokasi sistem pembangkit listrik tenaga surya ini tidak jauh dari pusat kota Ambon. "Ketika pengetahuan tentang energi terbarukan diperkuat, maka penerapan energi terbarukan di semua sektor di Provinsi Maluku akan dengan mudah tercapai. Salah satu tujuan utama NZMATES adalah mendukung proses ini," kata Safitri.

Program New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES) telah merenovasi mikrogrid tenaga surya 75 kWp di Nusa Ela Sub-desa (Pulau Tiga), Desa Ureng, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Proyek ini sepenuhnya didanai oleh Kementerian Urusan Luar Negeri Selandia Baru (MFAT) melalui program NZMATES. Program ini, yang diimplementasikan melalui kemitraan tiga arah dengan Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), telah mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan sejak tahun 2018. Program NZMATES diimplementasikan oleh perusahaan energi terbarukan Selandia Baru, Infratec Ltd., dan Yayasan Mercy Corps Indonesia.

Fase konstruksi dari proses renovasi berlangsung selama enam bulan, dari November 2023 hingga Mei 2024. NZMATES mengawasi seluruh proses tersebut, yang dimulai dengan survei lokasi, studi kelayakan, persetujuan pendanaan, proses tender, penunjukan dan pengawasan kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC), pengujian & sertifikasi operasional, pelatihan perlindungan masyarakat, dan akan terus mencakup pelatihan operator, perencanaan serah terima aset, dan demobilisasi. NZMATES menunjuk PT. Deltamas Solusindo sebagai kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk melaksanakan renovasi sistem pembangkit listrik tenaga surya Pulau Tiga, dengan dukungan desain teknis, konstruksi, dan inspeksi dari NZMATES.

Data teknis lengkap mengenai spesifikasi mikrogrid 75 kWp adalah sebagai berikut:

  • Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hibrida 75 kWp,
  • 190 Modul PV,
  • 3 Inverter PV dengan kapasitas 25 kW/Inverter,
  • Sistem Penyimpanan Energi Baterai Li-Ion (BESS) sebesar 211,2 kWh,
  • 6 Inverter BESS Sunny Island (SI).8,
  • Genset Diesel 30 kVA,
  • Pemantauan menggunakan Sunny Portal, Sunny Data Manager, dan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA),
  • Puncak Beban 6 kW hingga 11 kW,
  • Hasil Produksi Energi Terbarukan mencapai 95 persen.

Total dana yang diberikan oleh MFAT untuk revitalisasi ini mencapai Rp6.039.799.358, sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat pengembangan sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi Maluku. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pengangkutan bahan bakar fosil secara terus-menerus ke lokasi terpencil dan berkontribusi pada mitigasi emisi gas rumah kaca Indonesia secara keseluruhan. Kedepan, NZMATES akan terus mendukung keberlanjutan sistem pembangkit listrik tenaga surya Pulau Tiga dalam beberapa cara. Ini termasuk memberikan pelatihan dan menyusun panduan operasi dan pemeliharaan untuk staf PLN untuk mendukung operasi berkelanjutan mikrogrid.