New Zealand Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES) bersama dengan Politeknik Negeri Ambon menggelar Focus Group Discussion (FGD) Menggagas Masa Depan dengan Mempersiapkan SDM Vokasi Menuju Pengembangan Energi Terbarukan yang Berkelanjutan di Provinsi Maluku Senin, 20/11/2023. Dari tema yang diusung, setidaknya ada tiga hal penting yang perlu digaris bawahi, yaitu future, SDM vokasi dan energi baru terbarukan (EBT) berkelanjutan. Ketiga hal ini menjadi sangat penting dan relevan hari ini sebab, isu lingkungan dan krisis energi masih menjadi perhatian global. Hal ini menjadi perhatian Politeknik Negeri Ambon (Polnam). Perang dan isu politik kemudian juga memperparah keadaan yang ada, sebab masalah ini membuat harga energi konvensional menjadi tidak stabil. Padahal sumber energi konvensional masih menjadi komoditas utama dalam pemenuhan energi nasional.
Direktur Polnam Dady Mairuhu dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Menggagas Masa Depan dengan Mempersiapkan SDM Vokasi Menuju Pengembangan Energi Baru Terbarukan yang Berkelanjutan di Maluku, Senin 20/11 menyampaikan bahwa, kini EBT menjadi solusi untuk menghadapi krisis energi. Polnam juga saat ini sedang merumuskan untuk membuka Program Studi (Prodi) EBT, di mana hal ini adalah salah satu bentuk respon Polnam untuk mengentaskan krisis energi.
“Untuk menuju prodi EBT, saat ini tim dosen dan mahasiswa sudah mulai melakukan beberapa Upaya seperti riset dan pengabdian masyarakat. Misalnya saja, kami saat ini terus mempersiapkan alat/instrumen yang memanfaatkan EBT. Jika mendapatkan donor kuat, maka prodi EBT bisa berjalan dengan kolaborasi lintas sektor”, kata Dady.
Dalam FGD yang dihadiri oleh lintas sektor, seperti Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Maluku dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Maluku Maluku Utara, rencana strategis Polnam 2020-2024 menjawab tantangan krisis energi adalah membuka prodi EBT sehingga ada SDM Vokasi yang mampu menciptakan dan menggunakan sumber daya EBT. Tidak hanya sumber daya manusia tetapi juga teknologi dan jasa. Sehingga hal ini harapannya dapat mendorong sinergi pemerintah, akademisi dan private sector.
Dukungan NZMATES melalui FGD ini adalah memberikan fasilitasi pertukaran informasi, pengetahuan, dan berita terkini mengenai teknologi, proyek, dan inovasi terkait energi baru terbarukan di Indonesia khusus Maluku. Mendorong diskusi mendalam dan analisis tentang tantangan, peluang, dan tren dalam mengadopsi energi baru terbarukan serta cara mengatasi hambatan yang mungkin muncul. NZMATES juga menjadi ruang untuk berbagi pengetahuan dengan masyarakat umum tentang manfaat energi baru terbarukan, langkah-langkah menuju keberlanjutan, dan bagaimana setiap individu dapat berkontribusi. Selain itu, NZMATES juga menjadi ruang diskusi mengenai pendidikan dan kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan dan cara mengurangi jejak karbon.
Kabid Energi dan Sumber Daya Alam Provinsi Maluku, Said Latupono dalam kesempatannya menyampaikan pemaparan mengenai potensi dan permasalahan pengembangan EBT di Provinsi Maluku. Said juga menjelaskan tantangan selama ini yang ditemui di lapangan, seperti masalah PLTS Kementerian ESDM yang hingga saat ini masih tersandung masalah.
“Target di 2050 bauran EBT mencapai 42an%, fosil 0% dan sisanya diisi oleh gas. PLN kedepannya mungkin akan menggunakan gas sebagai pembangkit listrik karena ini merupakan potensi daerah”, kata Said.
Mewakili Bappeda, Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam (EKOSDA) Junus Matakena menyampaikan paparannya yang lebih banyak membahas urgensi transformasi energi. Junus menjelaskan jika saat ini masih terjadi hambatan di sektor EBT dalam usaha Pembangunan rendah karbon.
“Sampai saat ini Pemda masih terus mengangkat isu ini di RPJPN berharap rezim baru akan melihat kembali rencana ini. PLN sudah menghitung ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pelabuhan dan industri di sekitarnya”, kata Junus
General Manager PLN UIW MMU Awat Tuhuloula, dalam presentasinya, membahas kemajuan elektrifikasi dan proyeksi kebutuhan listrik hingga tahun 2045 di Provinsi Maluku. Dari perspektif industri, banyak investor telah mengajukan permohonan untuk membangun pembangkit energi terbarukan untuk keperluan industri, namun mereka tidak dapat memberikan informasi seperti Tanggal Operasi Komersial (COD), yang diperlukan oleh PLN untuk memasukkan proyek-proyek tersebut dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan Rencana Kebutuhan Listrik (RKN).
“Fokus PLN MMU saat ini adalah melistriki dulu baru nanti AMDAL, investor dan seterusnya”, kata Awat
Program Manager NZMATES Safitri Y. Baharuddin, menyampaikan bahwa selama NZMATES hadir di Provinsi Maluku, jika dilihat masih perlu peningkatan kapasitas SDM dan Keberlanjutan ET.
“Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah menurunkan LCOE dan tentunya kolaborasi semua pihak akan mendukung ini. Ke depannya NZMATES juga ingin mendorong adanya Maluku Energi Forum yang bisa membahas agenda ET”, tutup Safitri.
Dari FGD yang telah berlangsung kurang lebih dua jam, terlihat bahwa pada prosesnya untuk pembukaan Prodi EBT di Politeknik Negeri Ambon memang masih perlu perencanaan matang. Hal ini juga mengacu pada ketersediaan kebutuhan industri yang baru akan terlihat pada 2045-2025 dan seterusnya. Sejauh ini, Polnam melalui dukungan NZMATES telah bersiap dengan perencanaan komprehensif terkait ketersediaan tenaga pengajar tetap khusus EBT yang dapat dilakukan pada tahun anggaran 2024-2025. Pengadaan laboratorium praktik EBT khususnya PLTS dan Micro-hydro. Selain itu, pengadaan laboratorium tenaga angin yang masih perlu perencanaan khusus sebab membutuhkan lahan terbuka sebagai laboratorium alam. Juga terkait kurikulum yang masih perlu disusun dan diberikan masukan oleh pihak industri dan praktisi.